29/06/09

Seminar: Ekonomi dan Keuangan Syariah Pasca Krisis keuangan Global (GRATISS...!!!)


Dasar Pemikiran

Krisis keuangan yang melanda Amerika Serikat (AS) kini terus mengguncang perekonomian global. Trauma akan krisis ekonomi AS di tahun 1929 yang sering disebut great depression kembali menghantui. Krisis finansial AS yang dengan cepat bertransformasi menjadi krisis global, telah menjadi krisis terburuk sejak Great Depression 1929. Setelah kejatuhan pasar saham pada Oktober 1929, AS membutuhkan waktu lebih dari tiga tahun untuk memulihkan perekonomian yang turun sepertiga outputnya dengan 25% tenaga kerja menjadi pengangguran. Kini, kejadian Great Depression, seakan akan terulang kembali, dimana banyak saham-saham yang menjadi maskot Wall Street berguguran.

Krisis ini menunjukkan rapuhnya sistem ekonomi kapitalis yang dianut negara-negara besar dan mayoritas negara-negara di dunia. Sistem ekonomi ini telah berevolusi menjadi perekonomian yang didominasi sektor moneter dimana fiat money, fractional reserve requirement, dan interest menjadi pilar utamanya. Ketiganya menciptakan transaksi derivatif di sektor finansial, yakni transaksi berbasis portofolio. Faktor inilah yang menciptakan bubble economy, penyebab utama krisis keuangan global saat ini.

Dalam menyikapi perkembangan perekonomian dunia saat ini, yang begitu rentannya terhadap kirisis ekonomi dan keuangan, para ekonom dunia terbelah menjadi dua pendapat, yakni pihak yang masih optimis dan satu lagi yang pesimis. Nada optimistis menilai bahwa sistem perekonomian kapitalis akan tetap eksis namun mengingatkan agar lebih berhati-hati dalam menerapkan regulasi di sektor keuangan dan perumahan. Jika tidak maka krisis finansial ini akan menyebabkan resesi yang cukup serius bahkan depresi.

Sementara pihak yang pesimis mempunyai keyakinan bahwa sistem keuangan Barat sudah runtuh dan diperlukan sebuah sistim alternatif untuk menyelamatkan perekonomian dunia. Dalam jangka panjang dibutuhkan sebuah konsep, untuk menata ulang arsitektur ekonomi dan keuangan dunia. Dalam hal ini sistem ekonomi dan keuangan Islam memiliki peluang untuk mengganti peran dan fungsi sistim konvensional, atau dengan kata lain, sistim ekonomi dan keuangan Islam akan menjadi pemimpin perubahan dalam sistim ekonomi dan keuangan global (Islamic finance and banking will win).


Tema :
“Ekonomi dan Keuangan Syariah Pasca Krisis keuangan Global: Trend Produk Keuangan dan Investasi Syariah Masa Depan”

Tempat :
di Auditorium Nurcholish Madjid, Universitas Paramadina, Jln. Gatot Subroto 97, Jakarta 12790, Indonesia. Selasa, 30 Juni 2009, pukul 09:00 – 13:00 WIB


Sambutan dan Pembukaan:

- Anies Baswedan, Ph.D (Rektor, University Paramadina)

“Ekonomi dan Keuangan Syariah Pasca Krisis keuangan Global: Trend Produk Keuangan dan Investasi Syariah Masa Depan”


Keynote Speech::

Dr. Mulyaman Hadad, (Ketua Umum MES / Deputi Gubernur BI)

“Ekonomi dan Keuangan Syariah Pasca Krisis keuangan Global: Trend Produk Keuangan dan Investasi Syariah Masa Depan”



SEMINAR: SESI 1

“Ekonomi dan Keuangan Syariah Pasca Krisis keuangan Global: Trend Produk Keuangan dan Investasi Syariah di Lembaga Perbankan

Moderator:

• Handi Risza, Dosen MBKI

Pembicara :

• Yuslam Fauzi (Presiden Direktur Bank Syariah Mandiri)

• Mulya Siregar (Direktorat Perbankan Syariah BI)

• Adi Warman Karim (CEO, Karim Bussiness Consulting)



SEMINAR: SESI 2

“Ekonomi dan Keuangan Syariah Pasca Krisis keuangan Global: Trend Produk Keuangan dan Investasi Syariah di Lembaga Keuangan non Perbankan

Moderator::

• Else Fernanda, Dosen MBKI

Pembicara :

• Erry Firmansyah (Direktur Utama Bursa Efek Jakarta)

• Avi Dwipayana (Presiden Direktur Bahana Sekuritas)

• Farouk Alwyni (Direktur Al Ijarah Sharia Finance)





GRATIS… GRATIS…. GRATIS…….. !!!!!

Untuk UMUM!!!

TEMPAT TERBATAS! WAJIB DAFTAR



Pendaftaran peserta

Telp : 791 81188 ext 141/232 (Fiqie/Niza)

: 7993375

Oleh UNIVERSITAS PARAMADINA, MASYARAKAT EKONOMI SYARIAH (MES)

dan IKATAN AHLI EKONOMI ISLAM (IAEI)




Ditunggu komentar positifnya

0 komentar:

Posting Komentar